Sabtu, 13 Desember 2014

" Suka Duka Malaikat Izra'il Saat Mencabut Nyawa "


Allah SWT pernah bertanya kepada Malaikat Maut,

"Apakah kamu pernah menangis ketika kamu mencabut nyawa anak cucu Adam?"

Maka malaikat pun menjawab,
"Aku pernah tertawa, pernah juga menangis, dan pernah juga terkejut dan kaget."

"Apa yang membuatmu tertawa?"
"Ketika aku bersiap-siap untuk mencabut nyawa seseorang, aku melihatnya berkata kepada pembuat sepatu,  Buatlah sepatu sebaik mungkin supaya bisa dipakai selama setahun."
"Aku tertawa karena belum sempat orang tersebut memakai sepatu, dia sudah kucabut nyawanya."

Allah SWT bertanya, "Apa yang membuatmu menangis?"

Maka malaikat menjawab,
"Aku menangis ketika hendak mencabut nyawa seorang wanita hamil di tengah padang pasir yang tandus, dan hendak melahirkan. Maka aku menunggunya sampai bayinya lahir di gurun tersebut. Lantas kucabut nyawa wanita itu sambil menangis karena mendengar tangisan bayi tersebut yang tak seorangpun mengetahui hal itu."

"Lalu apa yang membuatmu terkejut dan kaget?"

Malaikat menjawab,
"Aku terkejut dan kaget ketika hendak mencabut nyawa salah seorang ulama Engkau. Aku melihat cahaya terang benderang keluar dari kamarnya. Setiap kali aku mendekati cahaya itu, semakin menyilaukanku seolah ingin mengusirku. Lalu aku cabut nyawanya disertai cahaya tersebut."

Allah SWT bertanya lagi,
"Apakah kamu tahu siapa lelaki itu?"

"Tidak tahu, ya Allah."
"Sesungguhnya lelaki itu adalah bayi dari ibu yang kau cabut nyawanya di gurun pasir gersang itu. Akulah yang menjaganya dan tidak membiarkannya."

Itulah kisah Malaikat Pencabut Nyawa yang dengan jujur mengatakan kepada kita semuanya melalui kitan Tadzkirah sebuah karya karangan Imam al-Qurthubi.

NASEHAT IMAM SYAFI'I "PERDEBATAN SEBAIKNYA DIHINDARI"








Imam Syafi'i adalah seorang ulama besar yang banyak melakukan dialog dan pandai dalam berdebat.
Sampai-sampai Harun bin Sa'id berkata: "Seandainya Syafi'i berdebat untuk mempertahankan pendapat bahwa tiang yang pada aslinya terbuat dari besi adalah terbuat dari kayu niscaya dia akan menang, karena kepiawaiannya dalam berdebat".

Imam Syafi'i berkata : "Aku tidak pernah berdebat untuk mencari kemenangan"
Imam Syafi'i berkata : "Aku mampu berhujjah dengan 10 orang yang berilmu, tetapi aku pasti kalah dengan seorang yang jahil, karena orang yang jahil itu tidak pernah faham landasan ilmu".

Oleh karenanya Imam Syafi'i menasehatkan "Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi. Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati"

"Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan"
"Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam?? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong ??"

Nasehat Imam Syafi'i yang lainnya adalah "Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek, maka aku tidak ingin untuk menjawabnya. Dia bertambah pandir dan aku bertambah lembut, seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah wangi"

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah bersabda: "Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya." [HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167)

Biasanya orang yang gemar berdebat akan mengikutkan hawa nafsunya, sehingga mereka akan suka mencaci dengan kata kata jelek, kasar dan mencela.

Kamis, 20 November 2014

TEKA-TEKI IMAM AL- GHAZALI

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul
dengan murid-muridnya lalu beliau
bertanya (Teka Teki ) :

Imam Ghazali = " Apakah yang paling
dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru "
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat "
Imam Ghazali = " Semua jawapan itu
benar. Tetapi yang paling dekat dengan
kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah
bahawa setiap yang bernyawa pasti akan
mati ( Surah Ali-Imran ;185).

Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh
dari kita di dunia ini ?"
Murid 1 = " Negeri Cina "
Murid 2 = " Bulan "
Murid 3 = " Matahari "
Murid 4 = " Bintang-bintang "
Iman Ghazali = " Semua jawaban itu
benar. Tetapi yang paling benar adalah
MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun
kenderaan kita, tetap kita tidak akan
dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh
sebab itu kita harus menjaga hari ini,
hari esok dan hari-hari yang akan
datang dengan perbuatan yang sesuai
dengan ajaran Agama".

Iman Ghazali = " Apa yang paling besar
didunia ini ?"
Murid 1 = " Gunung "
Murid 2 = " Matahari "
Murid 3 = " Bumi "
Imam Ghazali = " Semua jawaban itu
benar, tapi yang besar sekali adalah
HAWA NAFSU (Surah Al A’raf; 179). Maka
kita harus hati-hati dengan nafsu
kita, jangan sampai nafsu kita membawa
ke neraka."

IMAM GHAZALI" Apa yang paling berat
didunia? "
Murid 1 = " Baja "
Murid 2 = " Besi "
Murid 3 = " Gajah "
Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi
yang paling berat adalah MEMEGANG
AMANAH (Surah Al-Azab ; 72 ). Tumbuh-
tumbuhan, binatang, gunung, dan
malaikat semua tidak mampu ketika
Allah SWT meminta mereka menjadi
khalifah pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya
berebut-rebut menyanggupi permintaan
Allah SWT sehingga banyak manusia
masuk ke neraka kerana gagal memegang
amanah."

Imam Ghazali = " Apa yang paling
ringan di dunia ini ?"
Murid 1 = " Kapas"
Murid 2 = " Angin "
Murid 3 = " Debu "
Murid 4 = " Daun-daun"
Imam Ghazali = " Semua jawaban kamu
itu benar, tapi yang paling ringan
sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN
SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau
urusan dunia, kita tinggalkan solat "

Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam
sekali di dunia ini? "
Murid- Murid dengan serentak menjawab
= " Pedang "
Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang
paling tajam sekali didunia ini adalah
LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah,
manusia dengan mudahnya menyakiti hati
dan melukai perasaan saudaranya
sendiri " 

"sampaikanlah walau satu ayat"..


Sabtu, 08 November 2014

Hikmah Mengingat Kematian

Hikmah Mengingat Kematian

 
Pada postingan kali ini Aji ingin mengajak shobat semua untuk menelaah sebuah arti hidup dan mati. Hidup kita di dunia adalah sebuah jembatan menuju ke alam akhirat sebagai akhir destination setiap manusia. tetapi tak jarang dari kita menjadi terlena dan terbuai oleh dunia yang fana ini seolah olah kita akan hidup selamanya. hidup kita dihabiskan hanya untuk mencari kepuasan dunia hingga tak jarang kita melakukan segalanya tanpa meghiraukan halal dan haram.untuk itu hendakanya kita sadar bahawa Setiap yang hidup pasti akan mati, yang ada pasti akan tiada, semuanya akan kembali pada asalnya, yaitu TIDAK ADA, yang ada hanyalah dzat yang maha ada, yaitu Allah S.W.T. Kemudian Dia akan membangkitkan kembali seluruh manusia, mulai dari umat nabi Adam A.S sampai umatnya nabi Muhammad S.A.W. untuk mempertanggung jawabkan segala urusannya waktu di dunia, yang beruntung pasti akan masuk surga, dan yang celaka pasti akan masuk neraka. Allah s.w.t. berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ. وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ.فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ . وَمَا الْحَيَوٰةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتٰعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (Ali Imran: 185 ﴿

Alangkah bijaknya jika kita senatiasa mengingat kematian agar hati senantiasa kusyu dan ingat akan Allah swt,yang meberikan kita kenikmatan hidup dan dunia sebagai lading akhirat nanti,coba kita renungi hadist nabi yang berbunyi:

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:

أَكْثِرُوْا مِنْ ذِكْرِ الْمَوْتِ فَإِنَّهُ يُمَحِّصُ الذُّنُوْبَ وَيُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا

“Perbanyaklah mengingat mati, karena mengingatnya sungguh dapat mengahapus dosa dan menjadikan zuhud pada dunia”. (R.H. Ibnu Abi al-Dunya)
Dan sabdanya:

أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ الْلَذَّاتِ) يعني الْمَوْتَ

“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang dapat memusnahkan rasa nikmat, yaitu mati”. (Al-Tirmdzi & Ibnu Majah)

Kita tidak akan pernah tahu secara pasti, apa yang akan kita kerjakan hari esok dan di bumi sebelah mana kita akan mati , karena kematian merupakan salah satu rahasia Allah s.w.t. tidak ada satupun yang dapat mendeteksinya, alat secanggih apapun tidak akan pernah mampu untuk mendeteksinya, supaya kita selalu mempersiapkan diri untuk mendapatkan giliran kembali kepada-Nya. Dari bumi kita diciptakan dan kepadanya suatu saat akan dikembalikan   Allah s.w.t. berfirman:

وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوْتُ

“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al-Luqman: 34)

مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى

 “Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain”. (Thaahaa: 55 ﴿

Rasulullah s.a.w. ditanya tentang manusia yang paling bahagia, Rasulpun menjawab: (Paling bahagia manusia adalah yang paling banyak mengingat mati dan yang mempersiapkan diri untuknya, merekalah manusia yang paling bahagia, mereka pergi dengan kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat). Riwayat Imam Ahmad.  Umar bin Abdul Aziz pernah mengumpulkan para ulama untuk membahas kematian dan kiamat, kemudian semuanya menangis seakan-akan di depan mereka ada janazah.
Al-syaikh Amin Kurdi dalam kitabnya Tanwiru al-Qulub mengatakan:

Mengingat kematian, akan mulia sebab tiga perkara :
  • Tidak pernah menunda-nunda untuk bertaubat.
  • Hati yang qana’ah, menerima semua yang diberikan Allah s.w.t.
  • Semangat untuk beribadah.
Dan melupakan kematian, akan disiksa sebab tiga perkara :
  • Selalu menunda-nunda untuk bertaubat.
  • Tidak pernah merasa cukup dengan pemberian Allah s.w.t.
  • Malas untuk beribadah.
Nabi Muhammad S.A.W. bersabda : ( Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah s.w.t. sebelum ajal menjemput kalian,  dan cepatlah beramal baik sebelum kalian dimandikan, sambunglah antara kalian dan Tuhan kalian dengan memperbanyak mengingat mati dan memperbanyak shadakah, baik secara diam-diam ataupun terang-terangan, maka kalian akan dilimpahkan rezki, ditolong dan dikuatkan). Riwayat Ibnu Majah.

Senin, 20 Oktober 2014

Tetapkanlah…

Bagai nyiur tertiup angin…
bergerak tanpa kepastian.
Begitulah hati seorang muslim…
ketika dia mengikuti arus kehidupan.
Selalu akan terbawa & selalu ada yang akan membawa…
……
dia mencoba…
melawan…
menentang…
namun terkadang tak kuasa…
……
tetapkanlah…
tetapkanlah hati kami semua, wahai Rabbul ‘alamiin…
tetapkanlah…
tetapkanlah iman, ilmu dan ‘amalan kami wahai Rabbul ‘alamiin…
……
يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى د ينـــك
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu” (HR. Ibnu Abi Ashim, diambil dari kitab Shahih al-Jami’ no. 7988)


Sabtu, 18 Oktober 2014

Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

إذَا مَا قَالَ لِي رَبِّي أمَا استحييتَ تَعصينِي … وتُخفي الذَّنبَ عن خَلْقي وبالعصيان تأتيني
فكيف أجيب يا ويحي ومن ذا سوف يحميني … أسلي النفس بالآمال من حين إلى حينِ
وأنسى ما وراء الموتِ ماذا بعدُ تكفيني … كأني قد ضمِنْتُ العيشَ ليس الموت يأتيني
وجاءت سكرة الموتِ الشديدةُ من سيَحْميني … نظرتُ إلى الوجوهِ أليسَ منهم من سيفديني
سأُسْأَل ما الذي قدَّمتُ في دنيايَ يُنجيني … فكيف إجابتي من بعدُ ما فرَّطتُ في ديني
ويا ويحي ألم أسمع كلام الله يدعوني … ألم أسمع بما قد جاء في قافٍ وياسينِ
ألم أسمع بيوم الحشر يوم الجمع والديني … ألم أسمع منادي الموتِ يدعوني يناديني
فيَا ربَّاه عبدٌ تائبٌ من ذا سيأويني … سوى ربٍّ غفورٍ واسعٍ للحقِّ يهديني
أتيتُ إليك فارحمني وثقِّل فِي موازينِي … وخفف في جزائي أنت أرجى من يُجازيني

Jika Rabb-ku mengatakan kepadaku: “Tidak malukah kau bermaksiat kepada-Ku?!
Engkau menutupi dosa dari para makhluk-Ku, tapi malah dengan kemaksiatan kau mendatangi-Ku!”
Maka bagaimana aku menjawabnya, dan siapa yang mampu melindungiku…

Aku terus menghibur diri dengan angan-angan (dunia) dari waktu ke waktu…
Tetapi aku lalai dengan perihal setelah kematian, tentang apa yang dapat mencukupiku setelah itu…
Seolah aku akan hidup terus, dan maut tidak akan menghampiriku…

Saat sakaratulmaut yang dahsyat itu benar-benar datang, siapakah yang mampu melindungiku…
Aku melihat wajah orang-orang… Tidakkah ada diantara mereka yang mau menebusku?!

Aku akan ditanya, tentang apa -yang kukerjakan di dunia ini- yang dapat menyelamatkanku…
Maka bagaimanakah jawabanku setelah aku lupakan agamaku…

Sungguh celaka aku… Tidakkah ku dengar firman Alloh yang menyeruku?!
Tidakkah pula kudengar ayat-ayat yang ada di Surat Qoof dan Yasin itu?!
Bukankah kudengar tentang hari kebangkitan, hari dikumpulkan, dan hari pembalasan itu?!
Bukankah kudengar pula panggilan kematian yang terus melayangkan panggilan dan seruan kepadaku?!

Maka ya Robb… akulah hambamu yang bertaubat… Tidak ada yang dapat melindungiku,
Melainkan Robb yang Maha Pengampun, lagi Maha Luas Karunianya… Dia-lah yang menunjukkan hidayah kepadaku

Aku telah datang kepada-Mu… maka rahmatilah aku, dan beratkanlah timbanganku…
Ringankanlah hukumanku… Sungguh Engkaulah yang paling kuharapkan pahalanya untukku


WELCOM TO MY BLOG

Cindius Edition

Subscribe via email

ajhi.arriza@gmail.com

Counter

Become our Fan

Link Sumber : http://www.tuliskan.com/2012/07/membuat-efek-tulisan-mengikuti-cursor.html#ixzz3YxJPGSDc

Pages - Menu